Selamat datang di situs sekolah kami.

Sabtu, 21 September 2024

SEGITIGA DIDAKTIS

Pada proses pembelajaran kaitan antara guru, siswa, dan materi sangat erat. Hubungan tiga komponen ini disebut segitiga didaktis. Untuk menciptakan proses belajar dalam diri siswa guru harus benar-benar menguasai materi ajar (profesionalitas), pengetahuan tentang siswa (pedagogik), dan menciptakan situasi pembelajaran (didaktis). Hal ini selanjutnya dikenal dengan istilah relasi didaktis (didactical relation).

Segitiga didaktis Kansanen ini memberikan gambaran hubungan timbal balik guru-siswa dan materi-siswa. Ketika materi yang diberikan direspon balik oleh siswa terjadi hubungan didaktis. Sedangkan hubungan pedagogis terjadi ketika guru memberikan pembelajaran kemudian siswa merespon balik. 

Menurut Suryadi (2010) HD dan HP tidak dapat dipandang secara parsial melainkan dapat terjadi secara bersamaan. Dalam hal ini, guru dapat merancang sebuah situasi didaktis dan membuat prediksi tanggapan siswa serta antisipasinya hingga tercipta situasi yang baru. Dengan demikian, dalam segitiga didaktis perlu ditambahkan hubungan antisipatis antara guru dan siswa, yang disebut dengan ADP (Antisipasi Didaktis Pedagosis).   

Kemampuan guru dalam memahami komponen-komponen  segitiga  didaktis  yang dimodifikasi yaitu ADP, HD, dan HP sebagai suatu kesatuan  yang  utuh disebut analisis metapedadidaktik. (Suryadi, 2013)

A. Komponen pemahaman tingkat kognitif numerasi 

     Dalam tulisannya Gagne merumuskan objek matematika menjadi dua yaitu:

1. Objek matematika langsung

a. Fakta, berkaitan dengan lambang yang sudah baku; (lambang integral, limit)

b. Konsep, definisi dari suatu istilah; (konsep perkalian, konsep turunan) 

c. Prinsip, keterikatan antara konsep-konsep; (sifat kesebangunan, sifat transitif)

d. Prosedur, langkah-langkah cara penyelesaian; (penyelesaian spldv, menemukan vektor resultan) 

Pengetahuan tentang objek langsung akan memudahkan guru dalam menyusun HD dan ADP. Contohnya dalam situasi didaktis tidak mungkin siswa diberikan bahan ajar untuk menemukan sebuah fakta, selain itu guru akan terhindari dari miskonsepsi yang sering terjadi (penjumlahan variabel dengan memisalkan sebuah benda konkrit "empat mobil dimisalkan jadi 4M", bisa membedakan 2x4 dan 4x2).

2. Objek matematika tak langung

Berkaitan dengan kompetensi yang dimiliki oleh siswa seperti kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bangaimana semestinya belajar. Pengetahuan tentang objek tak langsung ini akan memudahkan guru menyusun hubungan pedagogik. 

 

B. Beberapa istilah pembelajaran

Ada semacam kesepakatan tidak tertulis bahwa tidak ada satupun cara pembelajaran yang cocok untuk semua materi ajar dan semua siswa. Oleh karena itu dengan memperkaya pengetahun mengenai berbagai istilah dan cara yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran diharapkan bisa membantu untuk menciptakan relasi didaktis di kelas. 

1. Strategi pembelajaran, Suatu pola umum pembelajaran yang tersusun secara sistematis berdasarkan pedagogik, psikologi, didaktik, dan komunikasi (silabus atau alur tujuan pembelajaran). 

2. Model pembelajaran, Kerangka konseptual yang mengharuskan dilaksanakannya sintaks prosedur yang sistematis dari awal sampai akhir pembelajaran (Model pembelajaran CTL, Model pembelajaran Discovery learning) 

3. Pendekatan pembelajaran, cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasi oleh siswa (pendekatan open-ended, pendekatan induktif-deduktif) .

4. Metode pembelajaran, Cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan praktis (metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi) 

5. Teknik pembelajaran, Teknis yang digunakan guru untuk merencanakan pembelajaran dengan penggunaan sarana yang tersedia (teknik guru yang berada di pedalaman tanpa listrik akan berbeda dalam merencanakan pembelajaran dengan teknik guru yang ada di kota)  

6. Taktik pembelajaran, gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual (guru humoris akan berbeda taktiknya dengan guru yang kaku dan tidak suka bercanda)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar