Selamat datang di situs sekolah kami.

Senin, 09 September 2024

ESSAY DIGITALISASI

Peran Kepala SDN 09 Nimpa dalam Proses Belajar Mengajar Berbasis Digital

(Oleh Yunus Hunaeni, S.Pd.)

 

Tidak dipungkiri lagi wilayah Indonesia yang teramat luas sekitar 1.905. Juta kmmenyebabkan belum meratanya pembangunan, khususnya listrik dan sinyal internet.  Tahun 2022 masih sekitar 200 desa di kalbar yang belum menikmati listrik dari PLN termasuk SDN 09 Nimpa yang ada di desa Suka Maju, belum lagi proyek BTS yang mangkrak dan dikorupsi sehingga makin menyulitkan masyarakat khusunya sekolah untuk mengakses sinyal internet untuk keperluan pembelajaran. SDN 09 Nimpa yang berada di daerah pedalaman dengan jumlah dana BOS terbatas menyulitkan pembelian alat-alat elektronik yang menjadi senjata utama guru dalam pembelajaran digital semisal laptop dan proyektor. Ketiadaan laptop dan alat elektronik lainnya yang cukup lama bagi semua guru meyebabkan guru-guru gagap teknologi, terhitung semenjak sekolah berdiri tahun 2013 SDN 09 Nimpa belum mencicipi teknologi digital.

Teringat pidato presiden soekarno pada kongres Indonesia raya di Surabaya tanggal 31 Desember tahun 1931 mengenai pemuda “Berikan kepadaku 1000 orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya tapi berikan aku 10 pemuda niscaya akan akau guncangkan dunia”. Jika diamati sudah ada ribuan pemuda tetapi Indonesia masih belum bisa mengguncangkan dunia, sesungguhnya yang terpenting dari pidato tersebut bukan pemudanya tetapi agen perubahnya, yaitu soekarno. Terbayang jika yang mengatakannya adalah bang Haji Rhoma Irama mungkin akan lain lagi pidatonya bukannya mengguncangkan dunia tetapi menggoyangkan dunia. Kepala sekolah sebagai agen perubahan di satuan pendidikan khususnya di SDN 09 Nimpa memiliki peran yang krusial sebagai penyusun perencanaan, pengembangan organisasi, memimpin sekolah dengan sumber daya optimal, mengelola perubahan, dan menciptakan budaya serta iklim sekolah. Dalam hal pembelajaran berbasis digital permasalahan utama yang dialami SDN 09 Nimpa adalah ketiadaan aliran listrik PLN, maka dari itu diperlukan sumber listrik alternatif lain. Jika sumber listrik sudah tersedia di sekolah maka pembelajaran berbasis digital akan mudah untuk dilaksanakan, baik itu untuk menyalakan proyektor maupun laptop. Di sisi lain anggaran BOS regular yang terbatas hanya bisa mengijinkan pembelian laptop satu buah setiap tahun tidak memadai untuk percepatan pembelajaran berbasis digital. Ibarat sebuah pepatah “bisa karena terbiasa” itulah yang diharapkan terjadi apabila semua guru mendapat satu buah laptop untuk mereka belajar dan mengajar. Ironisnya ketika dihadapkan pada laptop inventaris sekolah masih ada guru yang belum pandai pengoprasiannya bahkan ada yang bergetar tanggannya memegang laptop tersebut, maka dari itu diperlukan pelatihan yang intensif untuk membiasakan guru-guru dalam meningkatkan profesionalitasnya dalam mengajar. Era digital saat ini ketersediaan sinyal internet tentu menjadi kebutuhan pokok sebagai media pertukaran infomasi berkaitan dengan pembelajaran ataupun hal lainnya. Terkait dengan akses sinyal di SDN 09 Nimpa hanya ada satu hot spot di puncak bukit yang jaraknya sekitar 1 km dari sekolah dan hanya satu atau dua balok, tak ayal kami sering tertinggal informasi dari pusat karena tidak mungkin setiap hari harus naik turun bukit tentu akan melelahkan.    

Sebagai penentu kebijakan, kepala SDN 09 Nimpa termotivasi untuk membangun fasilitas Pembelajaran Berbasis Digital yang belum ada. Terdapat istilah yang menyatakan “logika tidak akan jalan tanpa logistik” begitu pula program tidak akan jalan tanpa adanya dana, Beruntung SDN 09 Nimpa mendapat dana BOS affirmasi 60 Juta pada tahun 2020 dan 40 juta pada tahun 2021. Oleh karena itu dengan adanya dana tambahan kepala SDN 09 Nimpa bersama komite dan dewan guru menyepakati pengadaan set panel surya sebagai tenaga listrik utama sekolah, membuat sistem kelistrikan di dalam gedung sekolah sehingga mudah untuk menggunakan proyektor dan pengoperasiannya di kelas. Yang lebih penting lagi penyediaan laptop bagi seluruh guru sehingga mereka terbiasa dan mahir setelah pelatihan oleh kepala SDN 09 Nimpa. Pelatihan yang dimaksud berupa pelatihan Microsoft office dasar yang dilakukan setiap hari senin setelah pulang sekolah dan diikuti seluruh guru. Hasil dari pelatihan dan pembiasaan menggunakan laptop adalah sudah ada pembelajaran menggunakan laptop, proyektor atau hanya sekedar menonton film bersama dengan siswa. Hal terakhir yang berkaitan dengan minimnya sinyal telekomunikasi yaitu dengan pemanfaatan antenna outdor untuk modem mengingat desa sebelah sudah terbangun satu tower BTS pada tahun 2023. Walaupun tidak selancar sinyal di kota tapi sudah cukup untuk menerima pesan grup dan browsing internet di sekolah sehingga tidak perlu naik turun bukit yang melelahkan.   

Hikmah terpenting yang didapat selama menjadi kepala SDN 09 Nimpa yaitu rencana manusia tidak pernah lepas dari takdir Tuhan, sebagus dan sebaik apapun perencanaan tidak akan terlaksana jika belum takdirnya seperti pepatah “manusia hanya merencanakan, Tuhan yang menentukan”.  Pembelajaran lain yang diperoleh adalah dibutuhkan perjuangan untuk mengajak sekolah untuk berubah, karena Sekolah perlu terus membuka diri pada perubahan, beradaptasi dengan kebaruan merupakan keniscayaan agar belajar menjadi proses yang menyenangkan agar kreatifitas ditumbuh kembangkan niscaya siswa akan haus pengetahuan dan menjadi long life educations


Tidak ada komentar:

Posting Komentar