Peran Kepala SDN 09
Nimpa dalam Proses Belajar Mengajar Berbasis Digital
(Oleh Yunus Hunaeni,
S.Pd.)
Tidak dipungkiri lagi
wilayah Indonesia yang teramat luas sekitar 1.905. Juta km2 menyebabkan
belum meratanya pembangunan, khususnya listrik dan sinyal internet. Tahun
2022 masih sekitar 200 desa di kalbar yang belum menikmati listrik dari PLN
termasuk SDN 09 Nimpa yang ada di desa Suka Maju, belum lagi proyek BTS yang
mangkrak dan dikorupsi sehingga makin menyulitkan masyarakat khusunya sekolah
untuk mengakses sinyal internet untuk keperluan pembelajaran. SDN 09 Nimpa yang
berada di daerah pedalaman dengan jumlah dana BOS terbatas menyulitkan
pembelian alat-alat elektronik yang menjadi senjata utama guru dalam
pembelajaran digital semisal laptop dan proyektor. Ketiadaan laptop dan alat
elektronik lainnya yang cukup lama bagi semua guru meyebabkan guru-guru gagap
teknologi, terhitung semenjak sekolah berdiri tahun 2013 SDN 09 Nimpa belum
mencicipi teknologi digital.
Teringat pidato presiden
soekarno pada kongres Indonesia raya di Surabaya tanggal 31 Desember tahun 1931
mengenai pemuda “Berikan kepadaku 1000 orang tua niscaya akan kucabut semeru
dari akarnya tapi berikan aku 10 pemuda niscaya akan akau guncangkan dunia”.
Jika diamati sudah ada ribuan pemuda tetapi Indonesia masih belum bisa
mengguncangkan dunia, sesungguhnya yang terpenting dari pidato tersebut bukan
pemudanya tetapi agen perubahnya, yaitu soekarno. Terbayang jika yang
mengatakannya adalah bang Haji Rhoma Irama mungkin akan lain lagi pidatonya
bukannya mengguncangkan dunia tetapi menggoyangkan dunia. Kepala sekolah
sebagai agen perubahan di satuan pendidikan khususnya di SDN 09 Nimpa memiliki
peran yang krusial sebagai penyusun perencanaan, pengembangan organisasi,
memimpin sekolah dengan sumber daya optimal, mengelola perubahan, dan
menciptakan budaya serta iklim sekolah. Dalam hal pembelajaran berbasis digital
permasalahan utama yang dialami SDN 09 Nimpa adalah ketiadaan aliran listrik
PLN, maka dari itu diperlukan sumber listrik alternatif lain. Jika sumber
listrik sudah tersedia di sekolah maka pembelajaran berbasis digital akan mudah
untuk dilaksanakan, baik itu untuk menyalakan proyektor maupun laptop. Di sisi
lain anggaran BOS regular yang terbatas hanya bisa mengijinkan pembelian laptop
satu buah setiap tahun tidak memadai untuk percepatan pembelajaran berbasis
digital. Ibarat sebuah pepatah “bisa karena terbiasa” itulah yang diharapkan
terjadi apabila semua guru mendapat satu buah laptop untuk mereka belajar dan
mengajar. Ironisnya ketika dihadapkan pada laptop inventaris sekolah masih ada
guru yang belum pandai pengoprasiannya bahkan ada yang bergetar tanggannya
memegang laptop tersebut, maka dari itu diperlukan pelatihan yang intensif
untuk membiasakan guru-guru dalam meningkatkan profesionalitasnya dalam
mengajar. Era digital saat ini ketersediaan sinyal internet tentu menjadi
kebutuhan pokok sebagai media pertukaran infomasi berkaitan dengan pembelajaran
ataupun hal lainnya. Terkait dengan akses sinyal di SDN 09 Nimpa hanya ada
satu hot spot di puncak bukit yang jaraknya sekitar 1 km dari
sekolah dan hanya satu atau dua balok, tak ayal kami sering tertinggal
informasi dari pusat karena tidak mungkin setiap hari harus naik turun bukit
tentu akan melelahkan.
Sebagai penentu
kebijakan, kepala SDN 09 Nimpa termotivasi untuk membangun fasilitas
Pembelajaran Berbasis Digital yang belum ada. Terdapat istilah yang menyatakan
“logika tidak akan jalan tanpa logistik” begitu pula program tidak akan jalan
tanpa adanya dana, Beruntung SDN 09 Nimpa mendapat dana BOS affirmasi 60 Juta
pada tahun 2020 dan 40 juta pada tahun 2021. Oleh karena itu dengan adanya dana
tambahan kepala SDN 09 Nimpa bersama komite dan dewan guru menyepakati
pengadaan set panel surya sebagai tenaga listrik utama sekolah, membuat sistem
kelistrikan di dalam gedung sekolah sehingga mudah untuk menggunakan proyektor
dan pengoperasiannya di kelas. Yang lebih penting lagi penyediaan laptop bagi
seluruh guru sehingga mereka terbiasa dan mahir setelah pelatihan oleh kepala
SDN 09 Nimpa. Pelatihan yang dimaksud berupa pelatihan Microsoft office dasar
yang dilakukan setiap hari senin setelah pulang sekolah dan diikuti seluruh
guru. Hasil dari pelatihan dan pembiasaan menggunakan laptop adalah sudah ada
pembelajaran menggunakan laptop, proyektor atau hanya sekedar menonton film
bersama dengan siswa. Hal terakhir yang berkaitan dengan minimnya sinyal
telekomunikasi yaitu dengan pemanfaatan antenna outdor untuk modem mengingat
desa sebelah sudah terbangun satu tower BTS pada tahun 2023. Walaupun tidak
selancar sinyal di kota tapi sudah cukup untuk menerima pesan grup dan browsing
internet di sekolah sehingga tidak perlu naik turun bukit yang
melelahkan.
Hikmah terpenting yang didapat selama menjadi kepala SDN 09 Nimpa yaitu rencana manusia tidak pernah lepas dari takdir Tuhan, sebagus dan sebaik apapun perencanaan tidak akan terlaksana jika belum takdirnya seperti pepatah “manusia hanya merencanakan, Tuhan yang menentukan”. Pembelajaran lain yang diperoleh adalah dibutuhkan perjuangan untuk mengajak sekolah untuk berubah, karena Sekolah perlu terus membuka diri pada perubahan, beradaptasi dengan kebaruan merupakan keniscayaan agar belajar menjadi proses yang menyenangkan agar kreatifitas ditumbuh kembangkan niscaya siswa akan haus pengetahuan dan menjadi long life educations.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar